Canine Parvovirus

             Parvovirus kadang disingkat parvo istilah ini digunakan untuk untuk semua virus keluarga (Family) taksonomi Parvoviridae. Masing masing species mamalia terkait dengan strainya masing masing. Strain canine parvovirus type 2 (CPV2) sangat mudah menular pada anjing , srigala  dan rubah, hanya beberapa jenis yang menginfeksi kucing.  Penyakit ini sangat menular dan meyebar dari anjing ke anjing baik langsung maupun tak langsung kontak dengan kotorannya.  Khususnya pada anak anjing  hal ini sangat rentan apalagi tak memiliki  antibodi bawaan induknya dan vaksinasi.

 
  sumber: http://en.wikipedia.org

Virus dapat tetap besifat infektius berada di tanah yang terkomtaminasi  fases (kotorannya) selama 5 (lima) bulan pada kondisi tertentu. Detergen dan desinfektan (lisol dan karbol) umumnya  tak mampu untuk menginaktivasi parvovirus. Parvovirus CPV-2  akan inaktif  dengan pemberian formalin 1% atau Sodium hypochlorite/ Natrium Hipoklorit (NaOCl) 2%.

Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi  cpv secara rutin dan teratur kepada anjing sehingga dapat memberikan proteksi maksimal.

Gejala terinfeksi  canine parvovirus type 2  pada anak anjing adalah diare cair atau diare berdarah , muntah berulang dan anoreksia. Pada anjing muda berusia umumnya dibawah 4 minggu parvo akan menyerang jantung sedangkan pada anjing dewasa diatas 6 bulan akan menyerang saluran pencernaan. Gejala klinis yang  terlihat lainnya demam , lemah, mengalami dehidrsi dan penurunana berat badan. Pada anak anjing akan kondisi yang terus melemah dan nafsu makan kan juga turut menurun. Gejala lainnya tidak mau beraktivitas dan tidak responsive terhadap lingkungan. Pada anjing berusia diatas 24 bulan gejala klinis hampir tidak ditemukan, tapi justru berujung pada kematian. Setelah 24 jam akan dikuti oleh keluarnya cairan berdarah dari saat muntah dan buang air besar cair berdarah yang sebagai pertanda  masa kritis. Masa kritis ini akan berlangsung selama 3 hari terhitung buang air besar pertama yang berdarah.  Beberapanya tak dapat melewati masa 24 jam pertama ini. Pada waktu  24-48 jam   adalah fase penyesuaian tubuh terhadap virus, dan tubuh mulai menyusun  antibody. Muntah darah dan buang air besar darah intensitasnya mulai berkurang  Pada waktu 48-72 jam tubuh mulai memproduksi antibodi setelah tubuh bereaksi  pada fase sebelumnya. Fase ini dikenal sebagai fase anti klimaks atau fase penyembuhan. Namun jika tubuh gagal melakukan penyesuian untuk membentuk antibody maka justru berujung kematian.  Setelah melewati masa 72 jam ini maka akan terjadi pemulihan kesehatan.
Pananganan oleh dokter hewan ummnya adalah pemberian cairan atau infus dan penyuntikan obat pencegah muntah dan suntikan antibiotik pencegahan infeksi  sekunder. Selain pemberian infus juga dapat dilakukan pemberian darah dari donor dari anjing yang sehat yang untuk membantu pembentukan antibodi.  Pendonor harus memiliki darah super vaksin artinya sudah mendapatkan vaksin secara rutin dan teratur selama hidupnya. Semakin banyak tahapan vaksinasi yang telah dilakukan  maka darah pedonor akan semakin baik.

Total Tayangan Halaman